Judi Ditutup, Narkoba Merajalela
Rabu, 25 Februari 2009 – 17:17 WIB
Dia mengemukakan contoh kasus Aseng, bandar judi di Manado yang membangun pabrik shabu di Taman Palem Lestari. Saat dibekuk, katanya, Aseng mengaku 'terpaksa' menjual psikotropika karena tidak punya lahan pekerjaan lagi.
“Mereka ini kan maunya dapat uang cepat. Makanya tanpa pikir halal atau tidak langsung diambil. 11 tahun saya selidiki tentang jaringan ini, ternyata ada gembongnya yang lebih besar. Kalau gembong ini berhasil ditangkap, paling tidak bisa mengurangi angka peredaran narkoba di Indonesia,” tandas peraih penghargaan dari AFP Australia karena dinilai berhasil dalam investigasi penanganan kejahatan narkoba itu.
Dia mengakui, saat ini aparat tengah mengintai gembong besar Mr X yang berada di Belanda. Sudah 80 persen data yang dia kantongi, namun soal kapan bakal digerebek, Samsurijal enggan menjawabnya, dengan alasan untuk menjaga jangan sampai tersangka melarikan diri.
“Lima tahun saya mengintai dia, dan terakhir dia berdomisili di Belanda. Karena itu tim TP Narkoba dan KT Bareskrim Polri bekerjasama dengan polisi federal Belanda untuk membekuk gembong narkoba tersebut,” tukasnya. (esy)
JAKARTA — Ditutupnya lokasi perjudian di Indonesia umumnya dan Sulawesi Utara (Sulut) khususnya, ternyata menimbulkan masalah baru. Transaksi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Tak Kenal Lelah, Karyawan Polo Ralph Lauren Terus Mencari Keadilan ke MA
- Kemnaker Berkolaborasi dengan BKKBN Gelar Pelayanan KB Serentak di Tempat Kerja
- Bencana di Sulsel Akibat Kerusakan di Area Gunung Latimojong
- Wamenaker Afriansyah Bicara Pentingnya Taspen yang Beri Perlindungan Finansial Bagi ASN
- Kepala BSKDN Minta Pemprov Malut Terapkan Strategi Baru Tingkatkan Inovasi
- Percepat Penanganan Bencana Sumbar, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca