Jumlah WNI yang Pernah Jadi Petempur Asing Sangat Banyak, Sebegini yang Sudah Terdata

Dari jumlah itu, tidak semua WNI merupakan eks kombatan atau petempur, beberapa di antaranya merupakan anak-anak dan istri mereka.
"Anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun ada 80-an, (kemungkinan) 82 orang. Anak-anak yang usianya lebih dari 10 tahun sebanyak 300-an orang," kata Boy Rafli.
BNPT bersama lembaga lainnya yang tergabung dalam Satgas Penanganan FTF terus berupaya memverifikasi identitas WNI sebelum membuat kebijakan selanjutnya kepada mereka.
"Jadi, sangat penting sebelum ada keputusan lebih lanjut melakukan verifikasi dan asesmen terhadap mereka."
"Proses ini secara kondisi mengalami kendala karena masalah kepergian ke daerah-daerah tersebut membutuhkan suasana yang memungkinkan ini terus diperjuangkan," kata Kepala BNPT.
Menurut Boy, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menghadapi masalah FTF di luar negeri.
Indonesia mengupayakan ada kerja sama dengan lembaga internasional dan badan-badan intelijen untuk saling bertukar informasi.
"Kami sharing (berbagi) informasi dengan mereka termasuk dari negara-negara kawasan Arab, termasuk Irak. Kami update data-datanya," katanya.
Jumlah warga negara Indonesia yang pernah menjadi petempur asing ternyata cukup banyak, sebegini yang sudah terdata.
- Ibas Ingatkan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan
- BNPT Sebut FKPT Jadi Garda Depan Pencegahan Terorisme di Daerah
- Menko Yusril Pastikan RI Lindungi WNI yang Hadapi Masalah Hukum di Luar Negeri
- Tim Deradikalisasi BNPT Berkomitmen Layani Warga Binaan Terorisme Secara Humanis
- Menlu Sugiono Pastikan tidak Ada WNI Jadi Korban Gempa Myanmar
- Bus Rombongan Umrah Kecelakaan di Saudi, 6 WNI Wafat