Jundullah Akui Bom Dua Masjid

Jundullah Akui Bom Dua Masjid
BOM - Suasana kacau pasca dua bom bunuh diri di masjid di Zahedan, Iran. Foto: AP.
Selain membalaskan dendam Jundullah atas kematian pemimpinnya di tangan pemerintah, serangan bom bunuh diri ganda itu juga merupakan bentuk protes terhadap rezim Iran. Sebab, menurut kelompok pemberontak Sunni itu, Sistan Baluchestan selalu menjadi korban kekejian rezim Presiden Mahmoud Ahmadinejad. "Pengorbanan Abdolmalek justru akan membuat kami lebih gencar melakukan serangan," tandas Jundallah.

Zahedan memang bukan baru kali ini menjadi target serangan Jundullah. Selama hampir satu dekade, pemberontak Sunni yang bersarang di Sistan Baluchistan itu memang rajin melancarkan serangan di provinsi yang terletak di sebelah tenggara Iran tersebut. Serangan Kamis malam itu bertepatan dengan Hari Garda sekaligus hari lahir Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad. Perayaan tersebut dirayakan oleh mayoritas kaum Syiah.

Selain menewaskan 27 orang, ledakan bom ganda itu juga melukai sedikitnya 270 orang. "Sebanyak 11 korban luka berada dalam kondisi kritis," ujar Menteri Kesehatan Marziah Vahid Dastjerdi seperti dikutip Kantor Berita Mehr. Namun, tidak jelas berapa jumlah korban dari pihak Garda Revolusi Iran. Hingga kemarin Wakil Menteri Dalam Negeri Ali Abdollahi mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari divisi militer Iran tersebut.

Berdasar penyelidikan awal, Hossein Ali Shahriari mengatakan bahwa salah seorang pelaku ledakan menyamar sebagai perempuan. "Dia menyaru dalam kerumunan jamaah Syiah dengan berdandan perempuan," ujar politikus kelahiran Zahedan tersebut seperti dilansir Kantor Berita Fars. Sebagai bentuk protes terhadap pemerintah sekaligus kritik atas lemahnya pengamanan di Iran, Shahriari langsung mengajukan pengunduran diri ke parlemen.

TEHERAN - Ledakan dua bom bunuh diri mengguncang Masjid Jamia di Kota Zahedan, Provinsi Sistan Baluchestan, Iran, Kamis malam waktu setempat (15/7).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News