Juru Dengar Jokowi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - Juru bicara kepresidenan Fadjroel Rachman sudah menjadi duta besar Kazakhstan. Posisi jubir pun lowong, dan orang banyak memperbincangkan siapa yang pantas menjadi jubir presiden menggantikan Fadjroel.
Selama beberapa watu menjadi jubir, peran Fadjroel tidak terlalu menonjol, bahkan cenderung datar-datar saja. Malah dalam beberapa kasus Jokowi sering terpeleset lidah karena salah omong.
Salah satu yang masih diingat publik adalah kasus ‘’bipang Ambawang’’, babi panggang yang dipromosikan oleh Jokowi untuk menjadi oleh-oleh lebaran.
Jokowi juga kepeleset lidah ketika menyebut Kota Padang sebagai Provinsi Padang, padahal yang dimaksud adalah Provinsi Sumatera Barat.
Tentu selip lidah itu tidak bisa ditudingkan sebagai kesalahan jubir, tetapi setidaknya insiden itu menunjukkan ada yang salah dalam pola kerja tim komunikasi presiden.
Jokowi memang tidak punya keterampilan komunikasi politik yang mumpuni. Cenderung lambat dan kurang tangkas menjawab pertanyaan wartawan. Karena itu kemudian ditunjuk seorang jubir untuk membantunya.
Namun, efeketivitas jubir pun menjadi sorotan karena tidak banyak membantu memperbaiki komunikasi politik kepresidenan. Posisi ini pun dianggap sebagai wadah untuk penampungan para timses sebagaimana posisi komisaris BUMN.
Jabatan jubir hanya dianggap sebagai jabatan seremonial dan malah hanya menjadi batu loncatan untuk jabatan politik selanjutnya.
Yang ada di sekitar Jokowi sekarang lebih banyak para juru bayar yang bertindak sebagai bandar politik.
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi
- Pasbata Minta Roy Suryo Setop Provokasi soal Isu Ijazah Jokowi