Jurus BRI Genjot Pengembangan Bisnis Mikro dan Ultra Mikro

BRI telah merampungkan aksi korporasi rights issue dengan nilai total Rp 95,9 triliun Seperti diketahui, dalam rangka pembentukan holding ultra mikro.
Adapun sebesar Rp 54 triliun di antaranya berupa non cash berbentuk inbreng saham pemerintah di Pegadaian dan PNM. Selebihnya, Rp 41 triliun adalah dana tunai dari investor publik.
Bahkan, rights issue BRI ini pun mengalami oversubscribe sampai 1,53 persen.
Sunarso pun menjelaskan dana segar yang digunakan untuk membiayai Holding UMi lebih diprioritaskan untuk pemberdayaan sekitar 14 juta pelaku usaha ultra mikro.
Pengusaha mikro selama ini dinilai sama sekali belum mendapatkan kucuran dana pengembangan usaha.
Riset perseroan menunjukkan bahwa pada 2019 terdapat sekitar 46 juta pengusaha UMi di tanah air. Berdasarkan jumlah itu sekitar 20 juta sudah terlayani lembaga keuangan formal seperti Bank, BPR, koperasi simpan pinjam, dan fintech.
Ada pula sekitar 26 juta pelaku usaha UMi yang belum terlayani Lembaga keungan formal. Bahkan, terdapat 14 juta yang belum terlayani sema sekali.
“Maka fokus BRI diarahkan untuk mempercepat dalam memberikan layanan kepada yang belum disentuh lembaga keuangan formal yang sebanyak 14 juta," ungkap Sunardso.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadikan digitalisasi jadi senjata utama untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan bisnis mikro dan ultra mikro.
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil