Jutaan Anak Dikepung Jajanan Berbahaya

Jutaan Anak Dikepung Jajanan Berbahaya
Jutaan Anak Dikepung Jajanan Berbahaya
"Jadi tinggal 24 persen sampel PJAS yang masih mengandung zat berbahaya," katanya. Dia mengatakan penanganan PJAS berbahaya ini tidak bisa dilakukan oleh BPOM saja. Tetapi juga membutuhkan kerjasama dengan komunitas sekolah. Mulai dari kepala sekolah, guru, wali siswa, para siswa, hingga masyarakat pedagang jajanan sekolah.

Sejak gencar memberantas PJAS berbahaya, BPOM melansir data perkembangan yang lumayan menanjak. Dimulai pada kurun 2008 hingga 2010 lalu, sampel PJAS yang aman dari zat berbahaya sekitar 56 " 60 persen. Kemudian pada 2011 meningkat menjadi sekitar 65 persen. "Upaya ini terus kita genjot," kata dia.

Lucky mengatakan BPOM memiliki sejumlah tantangan besar dalam mengamankan kesehatan anak-anak sekolah dari PJAS berbahaya. Mulai dari minimnya kantin sekolah yang masuk kriteria sehat. BPOM memasang target dari jumlah sekolah yang mencapai 180 ribu, sepuluh persen di antaranya memiliki kantin sehat.

Tantangan berikutnya adalah penyuluh BPOM harus menghadapi pedagangan jajanan sekolah yang nakal. "Petugas kami sering kucing-kucingan, mirip sekali Tom and Jerry. Terutama di Jakarta," katanya. Setiap melihat mobil penyuluh BPOM, para pedagang langsung kabur. Setelah mobil meninggalkan sekolah, mereka balik kucing.

GEMPURAN pangan jajanan anak sekolah (PJAS) berbahaya tidak kunjung bisa teratasi. Saat ini diperkirakan 30 juta anak sekolah dikepung PJAS jahat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News