Kaesang Masuk PSI, Pakar Yakin PDIP Tak Berani Menghukum Jokowi

Sebab, PDIP bisa kehilangan aset individu dengan kualitas dan kekuatan pemilih loyal. Seperti tokoh populer layakya Jokowi, Gibran, maupun Bobby Nasution.
"PDIP memang punya tokoh populer, tetapi belum tentu punya tokoh dengan DNA keterpilihan di Pemilu, seperti Jokowi dan keluarganya," ujarnya.
Dia menyebut, meski PDIP punya perolehan suara tinggi, tetapi ketokohan Puan Maharani dari segi elektabilitas yang diajukan sebagai capres/cawapres, kalah dengan Gibran yang didorong cawapres. Padahal umurnya belum mencukupi aturan persyaratan capres/cawapres.
Sehingga, kedepan PDIP akan lebih memilih tidak beresistensi dengan Jokowi dan Keluarga. Jika tidak individu-individu keluarga Jokowi akan santai saja meninggalkan PDIP, lalu bergabung bersama membangun dinasti Jokowi dalam pengelolaan kepartaian di PSI.
"Ini juga dikhawatirkan PDIP, seperti siapa yang diajukan di Jawa Tengah atau DKI Jakarta jika ditinggalkan Kaesang, padahal Kaesang berpotensi menang, dan didukung ke Jakarta atau Jawa Tengah," ucapnya.
"Bahkan, diyakini, Kaesang meskipun di PSI, jika maju ke walikota Depok, juga dipertimbangkan oleh PDIP. Sebab sebenarnya PDIP, mau tapi gengsi sama Kaesang," pungkasnya. (dil/jpnn)
Efriza menilai bahwa PDIP tak berani memberi sanksi Joko Widodo (Jokowi) terkait aturan satu keluarga harus satu partai
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi
- Pasbata Minta Roy Suryo Setop Provokasi soal Isu Ijazah Jokowi
- Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan
- 5 Berita Terpopuler: CPNS & PPPK Semringah, Bagaimana Nasib Honorer Gagal Seleksi Paruh Waktu, Kapan Jadwal Ulang?
- Alasan Jokowi Melaporkan Masalah Ringan Itu kepada Polisi
- Jokowi Berurusan dengan Polisi Pagi Tadi, Melambaikan Tangan