Kafe Islami, Karyawan Perempuan Bercadar
Sekedar diketahui, Ogi adalah pengusaha muda di Kota Mataram yang kerap menuangkan ide-ide uniknya untuk sebuah usaha.
Salah satunya, yang pernah di beritakan Lombok Post adalah, salah satu kafenya yang ada di jalan Catur Warga. Dimana, kafe tersebut mengusung minuman tradisional.
"Kafe ini saya buat berbeda, ini pure dakwah. Saya menamakannya Kedai Kebon,” ujarnya.
Alumni STMIK Indonesia itu merintis usaha keempatnya ini untuk membuktikan bahwa Islam sangat terbuka. Islam adalah agama yang toleran. Islam adalah agama yang indah.
"Saya ingin buktikan bahwa Islam itu bisa mengikuti zaman. Tapi tentunya tidak keluar dari misi yang saya ambil ini,” ujar pria yang baru saja genap 25 tahun itu sambil tersenyum.
Di bagian depan kafe, suasananya memang terlihat sama dengan kafe pada umumnya. Namun ketika masuk, ada perbedaan yang sangat mencolok dengan kafe pada umumnya.
Ketika ada pelanggan masuk, seluruh karyawan akan mengucapkan salam. Setiap pengunjung juga diwajibkan melepaskan alas kakinya.
Alasannya, Islam mencintai hidup bersih. Sehingga jika ingin duduk dan bersantai. “Itu adalah bagian kecil dakwah yang saya maksud,” ujarnya.
Kafe Islami, membawa misi dakwah. Alunan musik Turki membaur dengan suara hiruk pikuk anak-anak muda.
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri