Kaget, Film Golok Setan Di-Dubbing di Australia Jadi Devil's Sword
Kamis, 20 Januari 2011 – 07:37 WIB
Baca Juga:
Suyoto menceritakan, minimal dua bulan sekali para anggota KPFIJ mengadakan pertemuan rutin. Seringnya, pertemuan itu diadakan di kafe-kafe di Jakarta. Kegiatan utamanya adalah nonton bareng (nobar) film-film jadul. "Hampir seluruh anggota kami adalah para kolektor film jadul," ujarnya.
Soal biaya, Suyoto menyatakan tidak ada. "Yang datang membayar sendiri konsumsinya. Kami cuma sediakan filmnya," kata pria yang akrab disapa Toto ini.
Dialah yang menyebarkan undangan nobar melalui blog maupun Facebook KFIJ. Di antara ribuan anggota KFIJ, biasanya belasan orang datang untuk nobar di tempat yang telah ditentukan.
Mencintai produk Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, yang dilakukan Suyoto B. Achamdi ini. Dia adalah pendiri komunitas yang
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor