Kaget, Film Golok Setan Di-Dubbing di Australia Jadi Devil's Sword

Kaget, Film Golok Setan Di-Dubbing di Australia Jadi Devil's Sword
Suyoto B Achamdi menunjukkan sebagian koleksi film jadulnya yang rata-rata diproduksi tahun 80-an. Foto; Agus Wirawan/ JAWA POS
 

Komunitas itu sebenarnya terbentuk tanpa sengaja. Awalnya, pada 98?99, Toto hanya memiliki satu VCD film Saur Sepuh. Merasa tertarik dengan film jadul itu, dia lantas membeli satu lagi film Saur Sepuh seri yang lain.

 

Kegemarannya berburu film-film jadul itu terus berlanjut. "Waktu saya tampilkan di blog, ternyata banyak yang tertarik. Jadinya, ya kami bentuklah KPFIJ," ungkap pria kelahiran Banyumas 33 tahun lalu tersebut.

 

Lama-kelamaan, Toto semakin tertantang untuk mengoleksi film-film jadul yang lain. Bahkan, dia rela memesan kepada penjual jika memang film itu langka. Lokasi perburuannya, antara lain, di Glodok, Jalan Surabaya, dan Pasar Minggu. Terkadang, dia hampir putus asa jika tidak berhasil menemukan film yang dicari. "Misalnya, film Kereta Api Terakhir yang dibintangi Gito Rollies itu susah banget. Akhirnya, saya cuma dapat kopiannya," ungkapnya.

 

Menariknya, kata Toto, film-film Indonesia ternyata justru banyak ditemukan di Malaysia. Bahkan, ada beberapa anggota KFIJ yang mengaku membeli film jadul Indonesia di negeri jiran. Misalnya, Tutur Tinular dan Isabela.

Mencintai produk Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, yang dilakukan Suyoto B. Achamdi ini. Dia adalah pendiri komunitas yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News