Kal Muller, Pria Hungaria yang 17 Tahun Hidup Bersama Suku Kamoro di Papua

Puluhan Kali Terjangkit Malaria, Kini Jadi Kebal

Kal Muller, Pria Hungaria yang 17 Tahun Hidup Bersama Suku Kamoro di Papua
Kal Muller bersama dua penari dari suku Komoro, Papua, di galeri seni di kawasan Palmerah, Jakarta, Sabtu (4/8). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Keindahan budaya suku Kamoro di pedalaman Timika, Papua, membuat Kal Muller jatuh hati. Saking cintanya pada Kamoro, pria kelahiran Hungaria itu rela belasan tahun tinggal bersama mereka. Bahkan, ketika mati kelak, dia ingin dikubur di makam suku Kamoro.

 

 M. HILMI SETIAWAN, Jakarta

SUASANA galeri seni di kawasan Palmerah pada Sabtu siang itu (4/8) cukup ramai. Di sejumlah ruang yang berpendingin udara dipampang puluhan perkakas ukiran hasil kerajinan tangan suku Kamoro dari pedalaman Papua.

Kerajinan kayu tersebut cukup beragam. Mulai perisai, tombak, patung keramat setinggi hampir 2 meter, tempat makanan, sampai aksesori meja dan dinding. Di antara barang-barang ukiran tersebut beberapa orang penduduk asli suku Kamoro ikut menjaganya. Mereka diterbangkan langsung dari Papua.

Di antara mereka ada yang memperagakan cara mengukir dengan media kayu putih dan kayu besi. Ada juga yang menari untuk menyambut setiap tamu yang ingin melihat kreasi penduduk yang tinggal di kawasan paling timur Indonesia itu. Mereka menari dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan busana adat, sebatas menutup perut bagian bawah hingga paha.

Keindahan budaya suku Kamoro di pedalaman Timika, Papua, membuat Kal Muller jatuh hati. Saking cintanya pada Kamoro, pria kelahiran Hungaria itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News