Kaleng Kerupuk Motif Batik Tembus Pasar Ekspor ke Belanda

Kaleng Kerupuk Motif Batik Tembus Pasar Ekspor ke Belanda
Kaleng kerupuk motif batik hingga cangkir ini tembus pasar ekspor hingga ke luar negeri. Foto dok LPEI

Eni menjelaskan pada 2012 awalnya hanya berjualan secara online. Namun, permintaan semakin meningkat dari tahun ke tahun, pada 2014 pertama kalinya dia mengangkat karyawan karena skala bisnis yang semakin besar.

"Dan terbentuklah Wastraloka. Kemudian 2015 saya mulai memberanikan diri untuk ikut dalam pameran individu di JCC Senayan, Jakarta. Lalu tahun 2017 saya mulai mengembangkan Wastaloka secara profesional, dengan mengikuti pelatihan dari LPEI,” jelas Eni.

Eni dipertemukan dengan LPEI melalui program CPNE (Coaching Program for New Exporters). Sebelum mengikuti pelatihan CPNE, Eni belum sepenuhnya mengutamakan nilai produknya.

Namun, setelah mengikuti program ini dan diberikan kesempatan oleh LPEI mengikuti pameran dengan skala internasional (Trade Expo Indonesia), akhirnya Wastraloka kembali berhasil menembus pasar Australia.

Mengikuti program CPNE memiliki manfaat besar bagi Eni, terlebih untuk membantu pemilihan jenis produk yang di produksi sesuai dengan demand, akses pasar, menghitung harga jual dan belajar proses dari pengiriman produk hingga sampai ke negara tujuan.

“Program CPNE disiapkan untuk UKM berorientasi ekspor yang ingin berkembang menjadi eksportir Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung melalui serangkaian tahapan-tahapan pelatihan dan pendampingan tertentu sehingga menghasilkan UKM yang unggul dan dapat bersaing di pasar global,” kata Corporate Secretary LPEI, Chesna F. Anwar.(chi/jpnn)


Batik Indonesia terus merambah dunia melalui ragam produk yang berkualitas dan memiliki keunikan yang digemari pasar mancanegara.


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News