Kampung Lawas Maspati, Tempat Tumenggung Era Keraton

Kampung Lawas Maspati, Tempat Tumenggung Era Keraton
ASRI: Di Kampung Lawas Maspati masih nampak rumah-rumah peninggalan era Kolonial Belanda, sedangkan bangunan peninggalan era Keraton Surabaya tidak ada bekasnya. Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

Menurut cerita, kampung Maspati saat itu masih belum serapat saat ini. Warga masih memiliki beberapa petak halaman.

Nama Maspati sendiri mengambil dari kata mas (kakak, Red) dan pati (adipati atau patih, Red).

Kampung ini menjadi kompleks tempat tinggal para abdi dalem kraton Kerajaan Surabaya. Mereka ditempatkan di sini agar dekat dengan keraton sehingga bisa cepat tiba saat dibutuhkan.

“Karena saat zaman Keraton kawasan tersebut dipercaya menjadi tempat tinggal para keluarga dan adipati Keraton akhirnya warga menyebutnya Maspati,” tutur Sabar.

Hingga kini, nama Maspati tetap digunakan dan dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa nama jalan dan kawasan disekitar Bubutan yang dulu dianggap sebagai kawasan Keraton Surabaya.

Beberapa bangunan lama juga masih tampak di daerah tersebut, namun bukan bangu - nan peninggalan era keraton, namun bangunan era Kolonial Belanda yang masih berdiri tegak dan memperkaya kebudayaan di kawasan tersebut.

“Walaupun dianggap peninggalan budaya Keraton Surabaya, namun bangunan atau benda peninggalan zaman itu tidak ditemukan. Bukan hanya di Maspati, namun kawasan lain di sekitar sini yang memiliki keterkaitan dengan keraton juga tidak ditemukan,” tegas Sabar.

Salah satu pahlawan kerajaan yang juga pernah menjabat sebagai adipati, yaitu Sawunggaling juga pernah tinggal di Kampung Maspati.

Kampung Maspati terletak sekitar 200 meter dari Tugu Pahlawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News