Kampus Keluhkan Pola Baru Sertifikasi Guru
Selasa, 24 Mei 2011 – 07:27 WIB
Pria yang juga menjadi rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menjelaskan, pola baru ini belum seratus persen menjamin peningkatan profesionalisme guru. Dia menegaskan, meskipun guru telah mengantongi secarik sertifikat, belum tentu kinerjanya meningkat. Dia tetap menyebut ada unsur pemborosan dalam program sertifikasi ini.
Baca Juga:
Selanjutnya, pada pola tahun ini dengan memperbanyak jalur PLPG, Rohmat menilai ada persoalan baru. Dia menuturkan, 99 persen dari kuota sertifikasi guru ditentukan melalui jalur PLPG. Jumlah tersebut, otomatis akan menyedot tenaga pendidik atau dosen di kampus yang ditunjuk menjadi LPTK.
Hingga saat ini, dia menuturkan setiap kampus masih belum mendapatkan rincian pasti kuota peserta sertifikasi. Sebab, jumlah peserta sertifikasi di sebuah LPTK bisa bertambah karena mendapatkan limpahan dari LPTK lainnya.
Menurut Rohmat, kondisi ini terjadi jika di sebuah LPTK tidak menyediakan prodi tertentu. Maka, peserta sertifikasi akan dilempar ke LPTK terdekat yang memiliki prodi sesuai. Contohnya, LPTK A tidak melayani prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Maka, peserta sertifikasi guru Bahasa Inggris, akan dimasukkan di LPTK terdekat yang melayani prodi Pendidikan Bahasa Inggri. "Jadi jumlah rincinya (per LPTK) bisa dipetakan Juni-Juli depan," tandasnya.
JAKARTA - Pola baru pembagian kuota sertifikasi guru 2011, dikeluhkan pihak kampus sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Dalam pola
BERITA TERKAIT
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar