Kanjeng Kiai Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro Masih di Belanda

Kanjeng Kiai Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro Masih di Belanda
Direktur Program Goethe-Institut Katrin Sohns di samping tongkat Pangeran Diponegoro yang dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta saat ini. Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Sebab, kata Peter, masyarakat Indonesia pasti akan bertanya-tanya ke mana tongkat Pangeran Diponegoro setelah pameran berlangsung. Dan, setelah tahu tongkat itu disimpan di museum Belanda, masyarakat Indonesia pasti akan beperasangka jelek terhadap Negeri Kincir Angin tersebut.

Opsi berikutnya adalah menyerahkan secara penuh tongkat Pangeran Diponegoro tersebut ke pemerintah Indonesia. Cara itu sama dengan yang dilakukan Ratu Juliana pada 1978, saat mengembalikan tombak dan pelana kuda Pengeran Diponegoro.

’’Keluarga Baud setelah bermusyawarah akhirnya sepakat bulat memilih opsi mengembalikan secara penuh. Keluarga yang sangat bertanggung jawab,’’ kata Peter.

Namun, dalam klausul perjanjiannya, pemerintah Belanda diberi izin untuk meminjam jika menggelar pameran akbar tentang Perang Diponegoro (Perang Jawa) dalam lima tahun ke depan.

Perang Diponegoro sangat penting bagi ilmu sejarah Belanda. Sebab, perang dengan misi menangkap Pangeran Diponegoro itu adalah perang terbesar dalam pendudukan Belanda di Indonesia. Konon, 200 ribu warga pribumi gugur dalam pertempuran tersebut. Sedangkan dari pihak Belanda, sekitar 8.000 serdadu tewas.

Selain tongkat, benda peninggalan Pangeran Diponegoro yang masih disimpan di Belanda, antara lain, keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman. Keris itu dirampas tentara Belanda saat terjadi penangkapan Pangeran Diponegoro. (*/c10/ari)


TONGKAT Pangeran Diponegoro akhirnya bisa kembali ke Indonesia, setelah 183 tahun berada di Belanda.   Tongkat berjuluk Kanjeng Kiai Tjokro


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News