Kanker Serbu Jutaan Orang Tahun Ini, Mau Hidup Sehat Gak?
Menurutnya, telah terbukti secara ilmiah bahwa makanan yang kaya dengan kandungan polifenol memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi, yang menyebabkan kurang neurodegeneration.
"Ppenuaan lebih lambat, anti-karsinogenesis, di antara manfaat lainnya," tambah Fuchs.
Fuchs mengatakan itu sebabnya diet yang buruk dalam polifenol terkait dengan risiko kanker yang lebih tinggi termasuk kanker payudara, pankreas, ovarium, kulit, prostat, usus dan kanker kerongkongan.
" Teh hijau, misalnya, menghambat penyebaran sel kanker payudara dan prostat, sementara kurkumin dan delima memperlambat pertumbuhan sel kanker prostat," kata Fuchs.
Adapun brokoli kaya isothiocyanate dan sulforaphane yang menghambat pertumbuhan dan mempromosikan apoptosis sel kanker.
Fuchs mengatakan bahwa orang-orang harus menyadari bahwa faktor-faktor seperti paparan cahaya, keadaan konservasi dan metode persiapan makanan bisa memengaruhi kandungan polifenol makanan.
"Misalnya, orang terbiasa mengupas buah dan sayuran tertentu, tapi seringkali membuang kulit yang memiliki kandungan polifenol tertinggi," tambah Fuchs.
Selain itu, memasak makanan tertentu bisa menurunkan kandungan polifenol mereka hingga 75 persen. Karena banyak polifenol yang hidrosoluble dan tetap di dalam air.
Organisasi Kesehatan Dunia memerkirakan bahwa penyakit kanker menjadi penyebab utama kematian di abad ke-21.
- Lewat #SELANGKAH 2024, SILO Dukung Transformasi Layanan Kesehatan di Indonesia
- Ini Rahasia Meningkatkan Imun dengan Mudah
- Bisakah Pasien Kanker Berpuasa di Bulan Ramadan, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Pangeran Harry dan Istri Doakan Kesembuhan Kate Middleton
- Soal Isu Kadar Bromat pada Le Minerale, Kemenkominfo: Hoaks
- Dokter Hasto Ingatkan Masyarakat Tak Salah Paham soal Pendidikan Seksual Dini