Kanker Tenggorokan: Akibat Rokok atau Seks Oral?

Kanker Tenggorokan: Akibat Rokok atau Seks Oral?
Kanker Tenggorokan: Akibat Rokok atau Seks Oral?

jpnn.com - KANKER mulut dan tenggorokan, atau disebut juga kanker orofaringeal, bisa menampakkan gejala yang berbeda tergantung penyebabnya. Setidaknya, para ilmuwan telah mengidentifikasi kekhasan pada kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV.

Hingga kini, rokok masih menjadi faktor risiko utama pada jenis kanker ini. Namun demikian, makin banyak pula ilmuwan yang mengaitkannya dengan infeksi HPV (Human Papiloma Virus). Diyakini, perilaku seks oral turut berpengaruh infeksi HPV kronis di tenggorokan.

US Center for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan, tiap tahun 8.400 orang Amerika didiagnosis kanker orofaringeal yang berhubungan dengan infeksi HPV.

"Kami menemukan kanker orofaringeal pada usia lebih muda, orang-orang sehat yang tidak merokok," kata peneliti, Dr. Terry Day, seperti dilansir laman Healthyliving, Rabu (3/4).

Untuk mengenali gejala awal kanker yang berhubungan dengan infeksi HpV, Dr. Day dan timnya mengamati rekam medis 88 pasien yang didiagnosis kanker orofaringeal antara tahun 2008 hingga 2013. Sebagian besar yakni 71 persen positif terinfeksi HPV, dan di antara mereka gejala awal paling umum adalah benjolan di leher.

Pada pasien dengan infeksi HPV, hampir separuh mengalami benjolan di leher. Bandingkan dengan hanya 18 persen pada pasien tanpa HPV.

Pada pasien tanpa infeksi HPV, sakit tenggorokan yang tidak hilang-hilang dan susah menelan merupakan gejala awal yang paling sering ditemukan. Lebih dari separuh mengalami nyeri tenggorokan, sedangkan 41 persen mengeluh susah menelan.

Beberapa pasien yang memiliki infeksi HPV juga mengalami gejala serupa, namun lebih jarang. Hanya 28 persen yang mengalami nyeri tenggorokan yang membandel, dan hanya 10 persen yang mengalami susah menelan.(fny/jpnn)


Berita Selanjutnya:
Usir Nyeri dengan Laser

KANKER mulut dan tenggorokan, atau disebut juga kanker orofaringeal, bisa menampakkan gejala yang berbeda tergantung penyebabnya. Setidaknya, para


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News