Kapolda Akui Pakai Peluru Karet

Kapolda Akui Pakai Peluru Karet
MATA SATU : Rahman, salah satu luka tembak saat dirawat di UGD Pamekasan . Foto: NADI MULYADI/RADAR MADURA
SURABAYA - Tragedi kisruh dalam eksekusi tanah di Pamekasan membuat Kapolda Jatim Irjen Pol Badrodin Haiti angkat suara. Di gedung Tribata Mapolda Jatim kemarin (9/12), dia menjelaskan sistem pengamanan eksekusi yang dilakukan kepolisian Pamekasan sudah sesuai prosedur.

Badrodin menjelaskan, dalam eksekusi tersebut, pengamanan yang dilakukan aparat kepolisian adalah permintaan dari pengadilan. "Anggota polisi mengawal penegakan hukum," jelas dia, didampingi Kasubbid Publikasi Polda Jatim AKBP Suhartoyo. Dalam pengawalan itu, jajaran kepolisian sudah diperintahkan untuk melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat. Meskipun akhirnya tetap terjadi kericuhan.

Mantan Kapolres Surabaya Timur itu menjelaskan, berdasar penyelidikan awal yang sudah dilakukan, potensi kisruh dalam eksekusi itu sudah diantisipasi. "Yaitu dengan melakukan imbauan kepada masyarakat," kata dia. Sayangnya, masyarakat yang menolak eksekusi menyerang aparat dengan pelemparan batu bata dan senjata tajam.

Badrodin juga menjelaskan, akibat kekisruhan itu ada warga dan anggota polisi yang tertembak peluru karet. Dia menambahkan, memang setiap anggotanya dibekali peluru karet untuk mengawal eksekusi atau aksi demonstrasi. "Peluru karet itu tidak mematikan," jelas mantan Kapolda Sumatera Utara itu.

SURABAYA - Tragedi kisruh dalam eksekusi tanah di Pamekasan membuat Kapolda Jatim Irjen Pol Badrodin Haiti angkat suara. Di gedung Tribata Mapolda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News