Kapolda Iriawan: Motif Murni Perampokan Semakin Menguat

Kapolda Iriawan: Motif Murni Perampokan Semakin Menguat
Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan. Foto: dok.JPNN.com

Menurut Iriawan lagi, dalam sepekan sebelum kejadian di Pulomas, kelompok ini sudah merampok di dua tempat berbeda. "Yang pertama di Purwakarta, kedua di Jonggol, dan ketiga di Pulomas," kata Iriawan.

Aksi di Pulomas itu merupakan yang terakhir kalinya dilakukan Ramlan Cs. Akibat perbuatan bejatnya, enam dari 11 korban yang disekap meninggal dunia. Usai beraksi, para pelaku kabur berpencar. Namun polisi berhasil meringkus mereka.

Sebelumnya polisi sudah menembak mati Ramlan Butarbutar karena melawan saat akan ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12). Sedangkan Erwin Situmorang selamat setelah satu peluru bersarang di kakinya. Tak lama kemudian, polisi menangkap Alfin Bernius Sinaga di Bekasi Utara.

Satu peluru bersarang di kaki Alfin karena mencoba kabur dari kejaran petugas. Polisi juga sudah mengamankan adik Ramlan berinisal R. Nah, hari ini, Minggu (1/1) sekitar pukul 7.45 polisi Iyus Pane saat turun dari bus antarlintas Sumatera di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara.

Yus hendak bersembunyi di tempat saudaranya di Medan karena menjadi buronan polisi. "Dia mau lari ke Medan dan tentunya mau aman di sana," kata Iriawan. Peran Iyus Pane dalam aksi bejat itu cukup sentral.

Dari Iyus Pane menganiaya Diona Arika Andra Putri, anak Dodi. Dia menyeret almarhumah Diona yang berumur 16 tahun dari kamarnya. Selain diseret, korban juga dijambak dan dipukul pakai pistol. "Benar, dengan menjambak dan memukul," ungkap Iriawan. Kini, Yus harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. "


JPNN.com - Keberhasilan polisi menangkap buronan penyekapan, pencurian dan pembunuhan keluarga pengusaha Dodi Triono, di Pulomas, Jakarta Timur,


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News