Karni Ilyas

Oleh Dahlan Iskan

Karni Ilyas
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Juga ada Saur Hutabarat. Yang kini menjadi pengendali media di grup politisi-konglomerat Surya Paloh.

Masih ada Putu Wijaya, sastrawan dan tokoh teater. Juga Ratna Riantiarno, tokoh teater juga.

Atau Bambang Harimurti, yang pernah lolos seleksi menjadi astronaut. Yang menantu pujangga Sutan Takdir Alisjahbana itu.

Namun Karni-lah yang saya anggap paling eksis. Ia eksis di media tulis. Ia juga pernah membantu saya membenahi manajemen Jawa Pos selama beberapa bulan.

Sebagai wartawan ia begitu sukses mengungkap kasus korupsi di Pertamina. Di zaman sepeninggal Ibnu Sutowo.

Lalu ia eksis lagi di dunia televisi. Begitu banyak penghargaan diberikan padanya di bidang penyiaran  TV. Sejak ia masih di Liputan 6 SCTV, pun sampai belakangan, ketika ia berada di TV One.

Hanya Bang One (baca: o-ne) yang kurang berhasil menjadi produk yang melegenda. Sedang acara ILC (Indonesia Lawyer Club) akan dikenang sepanjang masa.

Bahwa acara itu kini diakhiri justru membuat Karni lebih seperti Marilyn Monroe atau Elvis Presley: meninggal di kala sedang top-topnya. Yang membedakan, Marilyn dan Elvis mati akibat bunuh diri, sedang ILC mati entah karena apa.

Karni Ilyas akan tetap bisa eksis. Fisik boleh dikurung, tetapi ide tak akan bisa dimatikan. Hilangnya ILC dari tv makin memperkuat tesis bahwa TV tidak akan berumur panjang lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News