Karya Langka Seniman Bali Sudah Bisa Dinikmati

Karya Langka Seniman Bali Sudah Bisa Dinikmati
Sponsor sekaligus penyelenggar Daniel Jusuf, berfoto dengan dua seniman. Foto: istimewa

"Saya melihat budaya Bali itu tetap hidup karena pengaruh dari agama. Agama itu adalah inti kehidupan. Budaya itu kulitnya. Jadi harus ada sinergi terus menerus antara budaya dan agama," ujar seniman yang enggan dikotak-kotakkan oleh aliran dalam berkarya itu.

Berdasarkan pengetahuan dasar kecakapan teknik dan nilai-nilai filosofi agama Hindu, Sena mengembangkan gaya ungkap pribadinya. Kekuatannya ada pada eksplorasi visual dengan kosa rupa tradisi Ubud dan teknik tradisional.

Menggunakan teknik abur (sigar mangsi) diterapkan berlapis-lapis dan digarap dengan sangat telaten.

"Melukis bukan sekadar menggurat bentuk dan menyapu kuas. Tapi merupakan proses renungan yang dalam. Karena saya harus paham dulu tentang apa yang dilukis. Agar karya saya bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat," ungkapnya.

Karya seni Sena bak sebuah kelir (wayang). Dia adalah dalangnya. Audiens seakan mendapatkan pertunjukkan wayang di atas kanvasnya. Karena inspirasinya adalah Kitab Ithiasa, yang berisi kisah Ramayana dan Mahabarata. Dikemas dengan kekuatan sastra yang tinggi.

Sementara itu Daniel Jusuf selaku penyelenggara pameran tersebut mengaku puas melihat antusiasme masyarakat Bali. Sejak dibuka, pengunjung selalu ramai dan rata-rata pengunjung mengakui kehebatan dua seniman ini.

"Budiana dan Sena sangat kuat dalam penggambaran objek, unik, khas. Dan lebih penting lagi, sarat makna filosofis," pujinya, pameran dwitunggal painting bertema "Whirling" dan "Muter Tattwa" itu.

Dia mengaku bersyukur, bisa menghadirkan dua seniman itu dalam pameran kali ini. Menurutnya, sudah saatnya seniman Bali bangkit. (esy/jpnn)


Karya-karya seni lukis tradisional Bali itu bisa dinikmati pengunjung hingga 1 Oktober mendatang di Museum Puri Lukisan.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News