Karyawan Bank Lebih Rentan Stres

Karyawan Bank Lebih Rentan Stres
Karyawan Bank Lebih Rentan Stres

jpnn.com - SEMUA pekerjaan pasti memiliki risiko masing-masing. Nah, menurut studi terbaru, pegawai perbankan lebih mungkin mendapat tekanan dalam hidupnya yang bisa berujung pada stres.

Studi yang dilakukan UNI Global Union yang berbasis di Swiss menemukan lebih dari 80 persen perusahaan perbankan dan asuransi di 26 negara melaporkan memburuknya kesehatan sebagai masalah yang dialami pegawainya selama dua tahun terakhir. Mereka kini disebut bekerja dalam iklim ketakutan.

Lebih dari setengah serikat pekerja di 16 negara di Eropa, empat di Asia, dan tiga di Afrika serta Amerika Latin, mengatakan anggotanya mengeluhkan kehidupan pribadi mereka yang berada di bawah tekanan cukup besar karena mereka memerangi krisis keuangan. Menurut Lynn Mackenzie, penulis laporan 'Banking: The Human Crisis' mengatakan bahwa bankir sering disalahkan atas krisis keuangan global. Hal ini juga berdampak pada pegawai bank lain yang jabatannya lebih rendah.

"Hampir setiap hari karyawan bank harus menghadapi nasabah yang marah yang hidupnya berantakan dan mereka menyalahkan bank. Studi ini merupakan salah satu penelitian yang melihat secara luas kesehatan bankir," kata Mackenzie, seperti dilansir laman Reuters, Jumat (25/10).

Ia menambahkan manajer bank yang menempatkan tekanan pada stafnya untuk bisa mencapai target kerja dan penjualan yang ideal bisa saja menjadi masalah utama. Studi atas laporan ini muncul sehari setelah bankir senior di Inggris Hector Sants, kepala pelaksana di Barclays menandatangani cuti medis sampai akhir tahun karena stres. Direktur eksekutif Lloyds, Antonio Horta-Osorio juga mengambil cuti dua bulan di akhir 2011 seterah merasa kurang tidur dan kelelahan.

Dua kematian yang dipublikasikan tahun ini juga menyoroti tekanan yang dihadapi pekerja di sektor keuangan. Stres diketahui sebagai masalah kesehatan utama yang dialami pegawai perbankan karena mereka khawatir kehilangan pekerjaan dan digantikan orang yang lebih muda, tidak bisa mencapai target penjualan, mendapat potongan gaji, dan harus menyelesaikan kerja tim dengan staf yang sedikit.

"Tekanan potongan gaji dan target penjualan produk telah menciptakan iklim ketakutan pada pekerja dan mereka terlalu khawatir tentang pekerjaannya. Bahkan mereka enggan bicara atau mengakui mereka menderita secara mental," pungkas Mackenzie.(fny/jpnn)


SEMUA pekerjaan pasti memiliki risiko masing-masing. Nah, menurut studi terbaru, pegawai perbankan lebih mungkin mendapat tekanan dalam hidupnya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News