Kasus Covid-19 Meningkat, Pemkot Bandung Diminta Mengevaluasi Kebijakan AKB

Kasus Covid-19 Meningkat, Pemkot Bandung Diminta Mengevaluasi Kebijakan AKB
Masyarakat mengisi akhir pekan dengan memadati Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Minggu (8/11/2020). ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

jpnn.com, BANDUNG - Ahli epidemiologi dari Universitas Padjajaran (Unpad) Panji Fortuna Hadisoemarto meminta Pemerintah Kota Bandung mengevaluasi kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pasca meningkatnya kasus Covid-19.

Saat ini, kasus positif coronavirus di Kota Bandung meningkat. Jumlahnya sudah melebihi 2.000 orang.

Panji menilai peningkatan kasus positif itu terjadi karena adanya sejumlah pelonggaran terhadap mobilitas masyarakat walaupun dilakukan pemblokiran beberapa ruas jalan.

"Menutup jalan itu belum tentu tepat, bisa saja itu memindahkan kerumunan. Ini harus dievaluasi. Saya tidak bilang ini jelek tetapi harus dievaluasi," katanya saat dihubungi di Bandung, Minggu (8/11).

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Bandung melaporkan bahwa saat ini sudah tercatat 2.181 kasus di kota itu. Penambahan setiap hari ini antara belasan hingga puluhan kasus positif.

"Kita (Bandung-red) masih ada transmisi kasus, sehingga kalau terjadi peningkatan kontak antarmasyarakat, maka bisa terjadi peningkatan penularan," kata Panji.

Selain itu, ada potensi belum terdeteksinya transmisi Covid-19 pascalibur panjang, sehingga mobilitas masyarakat harus diperketat guna mencegah penyebaran coronavirus.

"Bisa jadi ada transmisi yang belum terdeteksi dan bisa jadi meluas kalau kita sekarang terlalu longgar," jelas Panji.

Peningkatan kasus poitif Covid-19 di Kota Bandung kemungkinan disebabkan adanya pelonggaran aktivitas masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News