Kasus Klaster Keluarga di Indonesia Naik, Isolasi Mandiri Dianggap Problematis

Kasus Klaster Keluarga di Indonesia Naik, Isolasi Mandiri Dianggap Problematis
Pemerintah perhatikan maraknya klaster keluarga, isolasi mandiri dianggap kurang efektif dan malah menjadi penyebab. (ANTARA)

Di kantor Arief saat ini diketahui sudah ada tujuh orang yang positif dinyatakan tertular virus corona, termasuk teman kerjanya tersebut.

Selama berada di rumah, Arif bukan saja harus menahan perasaannya karena tidak bisa merespon panggilan anaknya, tapi juga cara ia berinteraksi dengan anggota keluarganya

"Makanan diletakkan di tangga, menggunakan peralatan makan sekali pakai yang bisa langsung buang," ujarnya.

"Saya khawatir banget karena ada anak kecil di rumah, mudah-mudahan hasilnya besok negatif. Tetapi kalau positif, berarti anak dan istri saya juga harus langsung di-swab," pungkas Arief.

Waspada klaster keluarga

Pengalaman Arief adalah contoh bagaimana usaha isolasi mandiri dilakukan akibat penularan di tempat kerja yang berasal dari keluarga para pekerjanya.

Klaster keluarga ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo saat membuka Sidang Kabinet Paripurna untuk Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi tahun 2021 pada Senin hari ini (07/09).

"Hati-hati di klaster keluarga. Sampai di rumah merasa aman, justru di situ harus hati-hati. Sampai kantor merasa aman, kita lupa bahwa di dalam kantor pun harus menerapkan protokol kesehatan," kata Jokowi yang disiarkan langsung di kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono pernah mengatakan jika klaster keluarga sebagai salah satu penyumbang kasus COVID-19 terbanyak di DKI Jakarta.

Arif adalah seorang pekerja di Jakarta yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya, setelah salah satu rekan kerjanya dinyatakan tertular virus corona

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News