Kasus Klaster Keluarga di Indonesia Naik, Isolasi Mandiri Dianggap Problematis

Selain mencontohkan penularan kasus positif penyidik senior KPK Novel Baswedan, Pandu juga mengingatkan kasus pasien pertama di Indonesia enam bulan yang lalu sebagai contoh klaster keluarga.
External Link: TWITTER NB
"Sejak dilaporkan kasus COVID-19 nomor 1, 2, dan 3, itu contoh klasik klaster Rumah Tangga," kata Pandu.
Selain di DKI Jakarta, maraknya klaster keluarga juga sudah lebih dulu disampaikan oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto dalam diskusi online yang digelar ABC Indonesia dua pekan lalu.
Saat itu Bima yang juga penyintas COVID-19 mengakui adanya peningkatan trend kasus COVID-19 di kota Bogor yang berasal dari klaster keluarga, yang menurutnya "mengkhawatirkan".
Minggu kemarin (06/09), Bima mengatakan ada 48 keluarga menjadi klaster dengan jumlah anggota keluarga terkonfirmasi positif COVID-19 ada 189 orang.
"Akumulasi kasus positif COVID-19 di Kota Bogor seluruhnya ada 553 orang, sehingga persentase kasus positif COVID-19 di klaster keluarga ada 34,17 persen," kata Bima.
Isolasi mandiri cenderung tak efektif
Pandu menduga jumlah rumah tangga yang terinfeksi di masyarakat jauh lebih besar dari yang resmi tercatat dan isolasi mandiri jadi salah satu penyebabnya.
Arif adalah seorang pekerja di Jakarta yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya, setelah salah satu rekan kerjanya dinyatakan tertular virus corona
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina