Kaus Merah Tantang Tentara dan PM Abhisit

Kaus Merah Tantang Tentara dan PM Abhisit
POSISI - Tentara Thailand bersama sebuah kendaraan militer tampak mengambil posisi di tengah aksi massa yang terus berlangsung, di salah sebuah distrik bisnis di Bangkok, Rabu (19/5). Foto: Xinhua/Reuters Photo.
Dia bertutur, pemerintah memulai "perang" dengan menggunakan peluru "hidup" dan bertindak brutal. Akibatnya, korban di pihak Kaus Merah terus  berjatuhan. Meski begitu, kata dia, Kaus Merah tetap membangkang dan menunggu pergerakan tentara. "Silakan datang kemari (kemah Kaus Merah, Red) dan bunuh kami - kami siap menghadapi," ungkap Dr Weang. "Darah kolega kami akan membasahi tangan mereka yang jelas bertanggung jawab atas brutalitas terhadap rakyatnya," lanjutnya.

Mengapa mau berkorban? Apa yang diinginkan Kaus Merah? Menurut Dr Weang, mereka memilih perdamaian. Sebab, mereka tidak mampu menandingi senjata dan peluru. Dia lantas membeber tuntutan Kaus Merah. Yakni, penegakan lagi konstitusi (UU) 1997 dan kembali pada aturan hukum. "Keduanya menjadi prinsip dasar demokrasi yang sejati," tegas Dr Weang.

Sejauh ini, belum ada sinyal soal kemungkinan kompromi. Suasananya buntu. Meski Kaus Merah dan pemerintah agaknya mau negosiasi, kondisinya tak memungkinkan. Kedua pihak tetap berbeda sikap.

Pemerintahan PM Abhisit ingin para demonstran membubarkan diri sebelum ada negosiasi. Tetapi, Kaus Merah menuntut agar tentara ditarik dari jalan (sehingga mereka  bisa bergerak bebas) sebelum ada negosiasi.

BANGKOK - Pembangkangan dan kebulatan tekad berpadu dengan keputusasaan, kekecewaan, dan  perasaan frustrasi. Semuanya tampak sekaligus di wajah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News