Kawah Gunung Ijen Keluarkan Gas Beracun, Tenggorokan Panas

Kawah Gunung Ijen Keluarkan Gas Beracun, Tenggorokan Panas
Kawah Gunung Ijen mengeluarkan gas beracun, warga mengungsi dan menginap di Masjid Sempol, Bondowoso. FOTO: HERU PUTRANTO/Jawa Pos Radar Jember

Sebagian yang lain di koramil dan kantor kecamatan. Ada pula yang menumpang di rumah-rumah warga yang dikenal para korban.

Dampak gas beracun itu juga dirasakan para penambang belerang Kawah Ijen di kawasan Banyuwangi.

Jawa Pos Radar Banyuwangi melaporkan, pos penimbangan belerang yang berjarak sekitar 100 meter sebelum Paltuding tak ubahnya perkampungan mati kemarin siang.

Tidak ada canda tawa dan gemeretuk bunyi belerang yang tengah ditimbang. Deretan troli yang biasa digunakan para penambang untuk mengangkut belerang dan wisatawan digeletakkan begitu saja di sekitar pohon dan gubuk.

Bambang Hadi, ketua badan usaha milik desa (BUMDes) Tamansari, menyatakan, para penambang balik ke rumah setelah BKSDA menutup aktivitas di radius satu kilometer di sekitar kawah. Tamansari merupakan kawasan di mana kebanyakan penambang belerang berasal.

’’Kalau dari Kecamatan Licin saja, ada sekitar 250 orang penambang. Mulai Kamis lalu (22/3) mereka sudah kembali ke rumah, tidak menambang lagi,’’ kata Bambang yang bertemu Jawa Pos Radar Banyuwangi saat berkeliling di sekitar pos penimbangan belerang itu.

Menurut dia, informasi mengenai munculnya gas beracun mulai merebak pada Rabu sore. Dari informasi salah satu penambang yang bercerita kepadanya, gas beracun itu kali pertama menyerang petani kubis.

Salah seorang petani yang hendak pulang dari ladang tiba-tiba pingsan. Petani lain yang akan menolong ternyata juga ikut pingsan. Baru kemudian informasi menyebar.

Kawah Gunung Ijen mengeluarkan gas beracun menyebabkan aktivitas warga sekitar terganggu, termasuk penambangan belerang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News