Kawasan Industri Hijau Berperan Penting Mendorong Dekarbonisasi
Menurut Aceng, penggunaan PLTS berbeda dengan batubara, dimana input-nya memang mengandung karbon.
Dalam hal ini, harus melalui proses penghilangan karbon sebanyak mungkin.
“Jadi input-nya kotor, lalu melalui proses pembersihan, baru bisa menghasilkan energi bersih. Ini berbeda dengan matahari, yang inputnya sendiri sudah bersih lalu diproses dan bisa menghasilkan energi terbarukan (EBT),” terang Aceng.
Pertamina, saat ini memang berperan dalam pengembangan kawasan industri hijau atau green industry cluster.
Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen Pertamina terhadap Peta Jalan Net Zero Emission (NZE) dalam mencapai target nol emisi karbon pada 2060.
Salah satunya, ketika Pertamina melalui Pertamina Power Indonesia bekerja sama dengan PT Jababeka Infrastruktur untuk pengembangan kawasan industri hijau Jababeka.
Tahap awal yang dilakukan adalah melalui pemasangan panel untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.(chi/jpnn)
Banyak faktor yang mempengaruhi emisi karbon pada kawasan industri, salah satu faktor adalah input.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- Lewat PGTC 2024, Pertamina Siap Kolaborasi Hadapi Trilema Energi
- Hardiknas 2024: Pertamina Goes To Campus Siap Hadir di 15 Kampus, Catat Waktunya!
- Komitmen Atas Keterbukaan Informasi, Pertamina Raih 7 Penghargaan SPS Awards 2024
- Selamat, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari KLHK, Ini Daftar Namanya
- 3 Hari Digelar, Karya Nyata Fest Vol 6 Pekanbaru Raup Transaksi Hingga Rp 668 Juta