Kawasan Industri Hijau Berperan Penting Mendorong Dekarbonisasi

Menurut Aceng, penggunaan PLTS berbeda dengan batubara, dimana input-nya memang mengandung karbon.
Dalam hal ini, harus melalui proses penghilangan karbon sebanyak mungkin.
“Jadi input-nya kotor, lalu melalui proses pembersihan, baru bisa menghasilkan energi bersih. Ini berbeda dengan matahari, yang inputnya sendiri sudah bersih lalu diproses dan bisa menghasilkan energi terbarukan (EBT),” terang Aceng.
Pertamina, saat ini memang berperan dalam pengembangan kawasan industri hijau atau green industry cluster.
Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen Pertamina terhadap Peta Jalan Net Zero Emission (NZE) dalam mencapai target nol emisi karbon pada 2060.
Salah satunya, ketika Pertamina melalui Pertamina Power Indonesia bekerja sama dengan PT Jababeka Infrastruktur untuk pengembangan kawasan industri hijau Jababeka.
Tahap awal yang dilakukan adalah melalui pemasangan panel untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.(chi/jpnn)
Banyak faktor yang mempengaruhi emisi karbon pada kawasan industri, salah satu faktor adalah input.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Ini Kontribusi Pertamina untuk Sektor Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- PHE Catatkan Kinerja Positif, Produksi Migas Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak per Hari
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Tinjau Operasional PHM, Dorong Produksi Energi Nasional
- May Day, Pertamina Turunkan Harga BBM Nonsubsidi, Berikut Daftarnya
- KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 5,45 T ke Pertamina Diputihkan, Bahlil Berkata Begini