Kawinkan Senar Piano dengan Gelang Remo untuk Bunyi Khas

Kawinkan Senar Piano dengan Gelang Remo untuk Bunyi Khas
Ivon Maria dan pianonya. Lihatlah aneka barang pada senar-senar grand piano tersebut. Foto: Dimas Alif/Jawa Pos

”Kalau didengar, jadinya sedikit fals. Tapi, itu supaya bunyinya sama dengan gamelan,” ujar perempuan yang bakal tampil di Gedung Kesenian Jakarta pada Februari 2015 tersebut.

Dibantu seorang asisten, satu per satu tuts pianonya diatur ulang. Ya, 52 tuts putih dan 36 tuts hitam disesuaikan dengan beberapa benda yang sudah ditata di senar. Salah sedikit harus diulang. Dibutuhkan ketelitian dan kesabaran super untuk menaklukkan 88 nada diatonik itu menjadi punya warna pentatonik.

"Kudu pas dan pelan-pelan aturnya,” papar pemilik Wisma Musik Galaksi itu.

Selain itu, frekuensi getar senar piano disesuaikan agar menghasilkan suara khas gamelan. Begitu pula struktur sound board yang terdiri atas empat kamar. Semuanya diatur untuk menghasilkan bunyi ’’aneh’’.

Misalnya, pada kamar nada rendah, tempat senar dari tuts sebelah kiri. Senar tersebut diberi sendok dan garpu. Kamar kedua diisi kaleng makanan dan lembaran kertas kosong. Cara kerjanya, tekanan di tuts piano akan menimbulkan getaran senar. Senar itulah yang akan menggoyang benda-benda yang sudah diatur Ivon tersebut.

Suara yang dihasilkan pun cenderung mengagetkan. Kadang muncul nada serupa desis dan gesekan seperti petikan sitar. Persis nada-nada untuk mengiringi bidadari India di tepi Sungai Gangga.

Di tengah-tengah permainan, ibu satu anak itu juga memukul bodi piano untuk menirukan suara gendang.

”Waktu tampil, orang pada heran. Soalnya, enggak ada sitar, tapi kok ada suaranya,” akunya, lantas tertawa mengingat kejadian tersebut.

SETIAP musisi tentu punya cara unik agar karyanya diakui. Hasilnya, tidak jarang, adalah karya yang gila dan memukau. Itu dilakukan Ivon Maria Pen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News