Ke Desa Purbayani di Garut yang Dihuni Ratusan Anggota NII
Pernah Mengubah Arah Kiblat dari Barat ke Timur
Kamis, 28 April 2011 – 08:18 WIB
Perubahan arah kiblat itu membuat warga sekitar merasa cemas. Kepala Desa Heryanto menyatakan, kala itu warga sempat resah. Tapi, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena perilaku salat yang berbeda tersebut dilakukan hanya dalam komunitas NII. "Tidak disyiarkan. Jadi, kami tidak bisa menindak," tutur Heryanto.
Iri menuturkan, aktivitas komuntiasnya tidak berbeda jauh dari keseharian warga lainnya. Di antaranya, berkebun, bertani, dan berternak ikan mas. Selain itu, kata dia, setiap ada instruksi kerja bakti dari desa, komunitasnya tidak pernah membelot. "Kerja bakti membersihkan jalan, kami juga ikut," tegasnya.
Dia menuturkan, aktivitas NII sejatinya adalah penyelamatan umat. Tidak benar jika NII sering disebut bertindak anarkis atau merekrut orang-orang lalu menguras harta bendanya. Iri menegaskan, haram hukumnya bermusuhan dengan sesama makhluk ciptaan Allah.
Gerakan NII yang dulu identik dengan pemberontakan dan peperangan, tegas dia, sudah tidak bisa diterapkan untuk saat ini. Peperangan yang dilakukan tentara Kartosuwirjo dulu adalah upaya untuk menyelamatkan negara. "Sekarang bangsa ini sudah selamat. Jadi, tidak perlu berperang," katanya.
Nama Negara Islam Indonesia (NII) kembali muncul ke permukaan. Itu terjadi setelah ada sejumlah mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang mengaku
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor