Ke Tambora Lewat Pulau Moyo

Oleh Dahlan Iskan

Ke Tambora Lewat Pulau Moyo
Dahlan Iskan.

Ternyata itu pelabuhan lama. Bekas milik PT Fener. Rakyat masih menyebutnya pelabuhan Fener.

Perusahaan itu sudah lama check-out dari Tambora. Sudah puluhan tahun. Setelah menebangi habis kayu-kayu di Tambora. Diangkut melalui pelabuhan itu.

Saya bayangkan betapa banyak kayu yang dibabat dari Tambora. Sampai untuk mengangkutnya diperlukan pelabuhan begitu besarnya. Begitu permanennya.

Pelabuhan itu sudah lama mati. Tapi bisa jadi daya tarik: bagi yang mau investasi di sini. Tidak perlu membangun pelabuhan lagi. Yang sangat mahal itu.

Di Tambora, untuk membangun pelabuhan sekelas itu tidak mudah. Juga tidak murah. Bisa habis Rp 100 miliar sendiri.

Tentu pelabuhan Fener sangat berguna. Bagi investor baru. Seperti pabrik gula ini. Yang baru dibangun ini. Di dekat Tambora ini.

Pabrik gula di Tambora? Yang gersang itu? Yang nun jauh itu?

Oh… setelah ke sana saya paham. Pabrik gula ini tidak hanya menggiling tebu. Tapi juga memasak gula impor. Raw sugar. Menjadi gula kristal.

Saya kaget: kok di Tambora ada dermaga yang begitu besarnya. Begitu kukuhnya. Sudah mirip pelabuhan besar. Tapi tidak ada kapal yang sandar di situ.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News