Kebiasaan Lebaran Jaman Dulu Ini Tinggal Kenangan

jpnn.com, MADIUN - Hari Lebaran merupakan hari yang memiliki banyak tradisi. Namun saat ini sudah banyak tradisi yang hilang dan tidak lagi dilakukan di zaman yang semakin modern ini.
Salah satunya adalah tradisi berkirim kartu ucapan Lebaran yang hilang sejak akhir dekade 1990.
Sebelum era itu, kartu ucapan Lebaran masih menjadi media andalan untuk berkirim ucapan selamat hari raya kepada keluarga, kerabat, sahabat atau teman sejawat.
‘’Saat ini masih ada beberapa orang menjaga tradisi itu. Namun, jumlahnya sangat sedikit,’’ kata Kepala Kantor Pos Ponorogo Mohamad Anis Subhan seperti dilansir Radar Madiun (Jawa Pos Group) hari ini.
Menurut Anis, saat ini masih ada lima hingga sepuluh orang berkirim kartu lebaran setiap hari. Baik kepada teman, saudara atau orang spesial. Biasanya dilakukan menjelang lebaran hingga saat hari lebaran. Secara kuantitas, beda jauh dengan era 1990-an. Kala itu jumlahnya hingga mencapai ratusan lembar kartu setiap hari.
‘’Tradisi ini berangsur mulai ditinggalkan sejak sekitar tahun 1997 silam,’’ ungkapnya.
Penyebabnya, lanjut Anis, ada banyak hal. Mulai dari kemajuan teknologi informasi hingga munculnya tradisi-tradisi baru. Misalnya lewat parcel atau bingkisan. Ucapan lebaran dengan kartu dianggap tidak praktis.
Sebab, sekarang orang sudah bisa mengucapkan lebaran secara digital. Mulai pesan singkat via telepon seluler, surat elektronik (email) hingga media sosial. Bahkan, bisa langsung video call (panggilan video).
Hari Lebaran merupakan hari yang memiliki banyak tradisi. Namun saat ini sudah banyak tradisi yang hilang dan tidak lagi dilakukan di zaman yang
- Kakorlantas Polri Apresiasi Upaya Polda Riau Jaga Keamanan Lewat Operasi Ketupat
- PIK2 Diserbu 500 Ribu Wisatawan Selama Libur Lebaran 2025
- Pengguna MyPertamina Meningkat Pada Periode Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
- Booth Camilan Sehat dan Aktivitas Seru Warnai Jalur Mudik 2025
- Mudik Lebaran 2025, KAI Group Angkut 29.170.705 Penumpang
- Lebaran 2025 Menceritakan Keresahan, Ekonom Nilai Perlu Evaluasi Ekonomi