Kebijakan Setengah Hati Israel Bikin Jerusalem Kembali Membara

Kebijakan Setengah Hati Israel Bikin Jerusalem Kembali Membara
Muslim Palestina terpaksa salat Jumat di jalan karena dihalangi aparat Israel masuk ke Masjid Al Aqsa, Jumat (28/7). Foto: Reuters

jpnn.com, JERUSALEM - Suasana di Tepi Barat dan Jerusalem kembali memanas kemarin, Jumat (28/7). Sebab, Israel hanya memperbolehkan anak-anak dan pria berusia di atas 50 tahun masuk ke Masjidilaqsa.

Padahal, sehari sebelumnya, ada seruan bagi seluruh warga muslim untuk salat Jumat di Masjidilaqsa sebagai bentuk syukur. Mereka berhasil membuat Israel mencabut semua peralatan pengamanan seperti detektor metal dan CCTV yang terpasang sejak dua pekan lalu.

Para pemuda Palestina yang tidak bisa memasuki Masjidilaqsa akhirnya menunaikan salat Jumat di jalan-jalan tepat di depan barikade pasukan Israel. Kekecewaan itu memicu bentrok di Kota Bethlehem, Nablus, Kalkilya, Hebron, dan Kafr Qadum di Tepi Barat serta di Kota Tua Jerusalem. ”Saya katakan kepada kamu Netanyahu, kamu pengecut. Kami akan terus melindungi Al Aqsa,” ujar Amjad Hassoun, salah seorang pemuda Palestina.

Gara-gara bentrok tersebut, lebih dari 50 penduduk Palestina mengalami luka-luka. Seorang pemuda Palestina yang bernama Abdullah Taqatqa meninggal dunia lantaran tertembus peluru Israel. Pemuda 24 tahun asal Bethlehem itu dituding berusaha menyerang polisi dengan pisau. Tapi, menurut penduduk Palestina yang melihat langsung kejadian di lokasi, jarak antara Taqatqa dan polisi masih 20 meter. Selain itu, dia tidak membawa pisau yang dituduhkan.

Israel memang ketir-ketir kemarin. Mereka menyiagakan 3.500 prajurit untuk berjaga di berbagai titik. Mereka takut akan adanya amuk massa karena ada seruan aksi dari Hamas serta permintaan para ulama agar seluruh umat Islam di Israel dan Palestina mengosongkan masjid-masjidnya dan berbondong-bondong menunaikan salat Jumat di Masjidilaqsa. Tanpa seruan itu saja, setiap Jumat ribuan umat Islam beribadah di sana.

Polisi Israel berdalih penduduk Palestina melempari mereka dengan batu lebih dahulu sehingga beberapa polisi luka. Namun, menurut Amnesty International, pasukan keamanan menembakkan granat kejut, gas air mata, dan peluru karet kepada kerumunan penduduk Palestina yang ingin memasuki Masjidilaqsa. Imbasnya, 187 orang akhirnya mengalami luka-luka. 

Palestinian Prisoners Club mengungkapkan, 119 orang ditahan dan baru dibebaskan kemarin. Tapi, masih ada 21 orang yang dipenjara, termasuk 9 di antaranya adalah anak-anak. (Reuters/AFP/AlJazeera/JerusalemPost/sha/c10/any)


Suasana di Tepi Barat dan Jerusalem kembali memanas kemarin, Jumat (28/7). Sebab, Israel hanya memperbolehkan anak-anak dan pria berusia di atas


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News