Kebut Pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi

Kebut Pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi di Bogor, Selasa (12/12). Foto: JPG

Kini, mulai dikerjakan sebagai bagian dari pembangunan 65 bendungan prioritas pada pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Pembangunan dua bendungan kering ini merupakan perhatian dan komitmen pemerintah untuk mengendalikan banjir tidak hanya di hilir melainkan sejak dari hulu.

Sebagai bendungan kering maka baru akan digenangi air jika intensitas hujan tinggi. Sementara saat musim kemarau bendungan ini kering.

“Saya datang ke Bendungan Sukamahi karena Pak Presiden akan meninjau dalam waktu dekat. Saya minta pekerjaan dipercepat dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena kontur tanah yang terjal. Pohon-pohon yang ada seperlunya saja ditebang karena bisa menjadi bagian dari lanskap area bendungan" kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai meninjau pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi di Bogor, Selasa (12/12).

Menurut Menteri Basuki pengendalian banjir di Jakarta tidak bisa dilakukan melalui upaya struktural atau pembangunan fisik saja seperti kegiatan normalisasi sungai dan membangun bendungan.

Namun, juga dengan kegiatan nonstruktural seperti kampanye penyadaran masyarakat, tata ruang, dan pembuatan berbagai sumur resapan di lingkungan rumah masing-masing.

Kontrak Pembangunan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 antara pihak SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan PT Brantas Abipraya-Sacna KSO sebagai pihak kontraktor dengan nilai pekerjaan konstruksi Rp 757,8 miliar melalui kontrak tahun jamak (multi years).

Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering (dry dam) memiliki volume tampung 6,45 juta m3 dan luas area genangan 29,22 hektare.

Pembangunan Bendungan Sukamahi sejatinya sudah direncanakan sejak 1990-an. Namun, rencana pembangunannya saat itu terkendala pembebasan lahan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News