Kecam Kebijakan Trump Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Kecam Kebijakan Trump Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Setya Novanto bersama Donald Trump dalam kampanye Pemilu Presiden Amerika Serikat pada 2016. Foto: REUTERS/Lucas Jackson

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rofi Munawar menilai rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donanld Trump mendukung pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem sangat kontrproduktif dalam penyelesaian konflik Palestina.

Menurut Rofi, selain bertentangan dengan resolusi internasional, di sisi lain akan memindahkan ibu kota Israel ke Yerusalem sesungguhnya akan semakin meningkatkan konflik dan ketegangan yang berkepanjangan di Timur Tengah.

“Hal ini disebabkan karena Yerusalem merupakan salah satu epicentrum perjuangan utama bagi bangsa Palestina karena adanya Al Quds,” kata Rofi dalam keterangan persnya, Senin (4/11).

Legislator asal Jawa Timur ini menambahkan, relokasi Kedutaan Besar AS bersamaan dengan rencana menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan salah satu janji kampanye Trump saat pemilihan presiden.

Tapi ironisnya, kata dia, kebijakan luar negeri AS ini secara faktual sangat merugikan dan tidak mempertimbangkan kepentingan Palestina.

Dia menegaskan, Trump selama ini telah secara jelas menjadikan Yerusalem dan Palestina sebagai komoditas kampanye dalam pemilihan presiden.

“Hal ini dilakukan sebagai cara mencari dukungan dari kalangan Yahudi,” kata politikus PKS ini.

Rofi menjelaskan Yerusalem tidak bisa dijadikan ibu kota oleh Israel.

PBB diminta menindak tegas rencana Donald Trump

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News