Kecewa Keputusan Partai, Kader PDIP Mengundurkan Diri

jpnn.com, BEKASI - DPC PDIP mulai bergejolak pascakeputusan bergabung dengan koalisi besar bakal pasangan calon (Bapaslon) petahana Rahmat Effendi-Tri Adhianto yang diusung Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PKB, PPP dan PAN di Pilkada 2018.
Wakil Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Hiu Hindiana, secara resmi telah membuat keputusan untuk mengundurkan diri dari partai besutan Megawati Soekarno Putri.
Keputusan ini atas dasar sikap politiknya untuk tidak ikut mendukung petahana lantaran sudah terlalu lama harus menelan ‘pil pahit' yang diberikan oleh DPC PDI Perjuangan.
Hiu mengaku sangat kecewa kepada Ketua DPC dan Sekretaris DPC PDIP yang ditengarai telah bermain-main dan tidak bertanggungjawab serta konsisten. Semua itu kata dia telah dibuktikan dengan menolak tegas dukungan kepada petahana.
“Saya melawan dan menolak mendukung petahana yang diusung oleh PDIP semua ini adalah sikap politik saya,” kata Hiu melalui sambungan selularnya, Jumat (12/1) kepada GoBekasi.
Kekecewaan itu pun berlanjut dan dibuktikannya dengan surat pengunduran dirinya yang telah diajukan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan.
“Semua itu saya buktikan dan mengorbankan keluar dari karir politik saya sebagai pengurus DPC PDIP, saya rela keluar dari karir politik karena saya mempunyai prinsip,” tegasnya.
Terlebih, Hiu belum bisa melupakan sejarah pada 2010, di mana koalisi M2R (Mochtar Mohamad-Rahmat Effendi telah menggoreskan luka.
Keputusan ini dilakukan atas dasar sikap politiknya untuk tidak ikut mendukung petahana lantaran sudah terlalu lama harus menelan ‘pil pahit'.
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Politikus PDIP Apresiasi Ide Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak
- 5 Berita Terpopuler: Kapan Pengisian DRH NIP PPPK? Simak Penjelasan Kepala BKN, Alhamdulillah Perjuangan Tak Sia-sia
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial
- Megawati Usulkan KAA Jilid II Bahas Kondisi Global dan Kemerdekaan Palestina