Kehidupan Polisi Sangat Kekurangan, Viral dan Terkenal

Kehidupan Polisi Sangat Kekurangan, Viral dan Terkenal
Polisi diapit Kapolres Pasuruan AKBP Raydian Kokrosono dan ibunya, Illiyin, sesaat setelah direkrut untuk menjadi PHL di Satlantas Polres Pasuruan. Foto: Iwan Andrik/Jawa Pos Radar Bromo

Padahal, dulu, karena nama pula itu, dia kerap diledek teman-teman sepermainan di kampung.

”Ketika saya datang, biasanya mereka langsung bilang, ’Awas ada polisi.’ Saya hanya pasrah diledekin,” ujarnya.

Nama Polisi itu datang dari proses yang berliku. Ketika lahir, orang tua menamainya Muhammad Muchlas.

Sudah diiringi ritual selamatan, si Muchlas ini masih saja sakit-sakitan. Sakit panas, muntah, dan sakit-sakit lain.

Atas saran seorang dukun, namanya berganti menjadi Muhammad Musofak. Tapi, pergantian itu ternyata tak serta-merta membuat kondisi si kecil membaik.

Musofak masih kerap sakit. Baru sembuh dari sakit satu, muncul sakit lainnya.

Akhirnya, dia kembali dibawa ke dukun. Dan, lagi-lagi disarankan untuk mengganti nama. ”Alasannya, nama Muhammad Musofak terlalu berat,” tambah Polisi.

Dipilihlah nama baru: Iksan. Namun, tetap saja panas, muntah, dan diare seperti tak henti menghajar si kecil.

Namanya memang Polisi. Sebulan berselang setelah peristiwa pada jelang sore 6 November lalu itu, si Polisi akhirnya benar-benar bekerja di kantor polisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News