Kekerasan Anak di Bogor Pecahkan Rekor

Kekerasan Anak di Bogor Pecahkan Rekor
Kekerasan Anak di Bogor Pecahkan Rekor
“Rata-rata disebabkan faktor ekonomi, pendidikan, dan kurangnya pengawasan terhadap anak. Selain itu, faktor kemajuan teknologi juga menjadi faktor pendukung yang perlu diperhatikan," tukas polisi dengan tiga balok emas di pundaknya. Peningkatan juga terjadi di kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dua tahun lalu, angka KDRT di Bumi Tegar Beriman terekam hanya 67 kasus. Sedangkan setahun lalu merambat naik menjadi 92 kasus atau naik 17,3 persen.

Meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan tidak hanya terjadi di Kabupaten Bogor. Kasus-kasus asusila itu juga subur di wilayah hukum Polres Bogor Kota. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat-Reskrim Polres Bogor Kota membeberkan, jumlah kasus kekerasan terhadap anak di Kota Bogor pada 2012 mencapai 51 kasus. Sebelumnya(2011), jumlah kasus tersebut hanya 43 kasus.

Angka penurunan terangkum pada kasus KDRT. Jika tahun  2011 terdapat 51 kasus KDRT, maka tahun lalu hanya 41 kasus. “Untuk kasus pemerkosaan yang kami tangani pada tahun 2011 sebanyak 3 kasus dan pada tahun 2011 turun menjadi 2 kasus,” terang Kanit PPA Polres Bogor Kota, Ipda Mellisa Sianipar. 

Menurut Mellisa, sejumlah korban dari kasus pencabulan terhadap anak yang terjadi di Kota Bogor mayoritas berasal dari anak yang ditinggal orang tuanya. Mereka biasanya hidup bersama nenek atau kerabat lain. “Karena ditinggal orang tua yang cerai dan hidup dengan orang terdekat, sehingga pengawasannya terlalu longgar," katanya.

BOGOR- Bogor rupanya bukan rumah yang aman bagi tumbuh kembangnya seorang anak. Ungkapan tersebut bukan tanpa landasan yang jelas. Menilik data dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News