Kekeringan di Gresik Meluas

Kekeringan di Gresik Meluas
Kekeringan melanda banyak wilayah di Gresik. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, GRESIK - Empat desa di Kecamatan Balongpanggang yakni Kedungpring, Doho Agung, Ngasin, dan Balongpanggang mengajukan permintaan bantuan distribusi air. Hingga kini total ada 30 desa di tujuh kecamatan yang terdampak musim kemarau panjang. 

Jumlah kawasan yang terdampak diperkirakan terus bertambah. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan musim kemarau berlangsung hingga November 2018. 

Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik meminta tambahan pengadaan air bersih hingga 2,5 juta liter atau 500 unit tangki. Tiap tangki berisi 5 ribu liter air. Jika disetujui, tahun ini ada 3,55 juta air bersih atau 710 tangki yang digelontorkan kepada ribuan jiwa warga Kota Pudak yang mengalami krisis air bersih. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik Firman Abdullah mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa melakukan dropping ke empat desa di Balongpanggang. Sebab, kuota air bersih telah ditetapkan 210 tangki untuk 26 desa yang tersebar di enam kecamatan. Rapat koordinasi dengan Muspika Balongpanggang telah dilakukan pada Minggu (30/9). "Dropping air baru bisa dilakukan setelah PAPBD yang digedok pada pekan ini. Mereka menyepakatinya," ujar Firman saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya. 

Sejak 18 Agustus 2018, BPBD Gresik menggelontorkan air bersih kepada seluruh desa terdampak. Setiap desa menerima tiga kali dropping air bersih. Kepala BPBD Gresik Tarso Sagito menambahkan, dropping air bersih tambahan dari PAPBD tidak dilakukan sendiri oleh pihaknya. Karena jumlah truk tangki minim, distribusi dikhawatirkan tidak maksimal. "Kami menggandeng pihak ketiga yang menyiapkan 22 truk tangki setiap hari," kata Tarso. 

Sementara itu, belum semua masyarakat menikmati air bersih. Warga Desa Kandangan, Kecamatan Cerme, masih mengandalkan air di telaga desa. Padahal, kondisinya sudah keruh. Mereka harus berjalan sejauh 500 meter hingga 1 kilometer untuk mendapatkan air telaga. 

Sali, warga Desa Kandangan, menyebutkan, air telaga digunakan untuk minum dan memasak. "Kami rendam sehari, baru bisa digunakan untuk minum atau memasak," ujarnya. (yad/c7/dio) 

Mereka harus berjalan sejauh 500 meter hingga 1 kilometer untuk mendapatkan air telaga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News