Kelapa Jatuh 5 Hari Sebelum Pratu Dedi Hamdani Gugur di Intan Jaya

Kelapa Jatuh 5 Hari Sebelum Pratu Dedi Hamdani Gugur di Intan Jaya
Prosesi pemakaman Pratu Dedi Hamdani di Lombok Tengah, Minggu (24/1). Foto: dedi/lombok post

Dia mengatakan, selama menjadi anggota TNI, anaknya tetap mengirim uang. “Setiap bulannya terkadang Rp 500 ribu. Bahkan lebih,” katanya.

Uang kiriman tersebut digunakan untuk membiayai adiknya yang masih menempuh pendidikan MTs swasta di Desa Pelambik. Namanya Haikal Kusuma Jaya.

Muhdin menginginkan adiknya menjadi seorang ustaz. Dia ingin mengirim adiknya menuntut ilmu di Mesir.

“Saya sudah merelakan dan mengikhlaskan kepergian anak saya,” katanya.

Hal yang sama dirasakan Sarmiati, ibu dari Pratu Dedi.

Dia sendiri masih menyimpan penyesalan. Karena sepekan sebelum anaknya gugur, tepatnya Jumat (15/1) lalu, dia dihubungi melalui telepon.

“Waktu itu saya salat Magrib di musala, HP di rumah,” cerita Sarmiati, yang ditemui Lombok Post secara terpisah.

Dia menceritakan, sampai tiga kali anaknya menghubungi. Namun, begitu dihubungi kembali nomor anaknya tidak aktif lagi.

Ibu dari Pratu Dedi Hamdani menyimpan penyesalan, karena tidak membawa HP saat anaknya mencoba menghubungi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News