Keluarga 6 Laskar FPI Mengaku Seperti 'Dipukul' Berkali-kali Oleh Polisi

Keluarga 6 Laskar FPI Mengaku Seperti 'Dipukul' Berkali-kali Oleh Polisi
Sebuah adegan dalam rekonstruksi penembakan terhadap Laskar FPI, di titik lokasi rest area kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek. Foto: ANTARA/Ali Khumaini

jpnn.com, JAKARTA - Suhada, orang tua dari Faiz Ahmad Syukur, satu dari enam Laskar FPI yang tewas ditembak polisi di KM50 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, merasa dipukul berkali-kali oleh kepolisian.

Pasalnya, kata dia, polisi tidak memberikan informasi secara utuh atas insiden yang menewaskan enam laskar FPI itu.

Polisi sekadar memberi tahu bahwa Faiz Ahmad ialah satu di antara laskar FPI yang menjadi korban meninggal dalam insiden tersebut.

"Terpukulnya karena kami tidak menerima informasi secara lengkap dari pihak kepolisian setelah anak kami tidak ada. Pihak kepolisian memberi tahu ke kami bahwa anak bapak kami bunuh, begitu saja," kata Suhada saat ditemui awak media di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (21/12).

Seakan belum cukup, Suhada melanjutkan, polisi kembali memukul pihak keluarga dengan narasi negatif kepada para Laskar FPI setelah tewas.

Dalam beberapa kesempatan, kata Suhada, polisi mengklaim Laskar FPI yang tewas di KM50 Tol Jakarta-Cikampek Karawang, membawa senjata api dan menyerang petugas. 

Suhada menegaskan, narasi dari polisi tersebut jelas tidak benar. Faiz Ahmad beserta laskar FPI tidak membawa dan memiliki senjata api.

"Kemudian juga membuat kami dari keluarga sangat terpukul adalah setelah dibunuh, kemudian mati, kemudian difitnah bahwa anak kami membawa senjata api, sajam dan lain sebagainya dan yang paling mengenaskan anak kami dianggap menyerang polisi," kata dia.

Menurut Suhada - orang tua korban, polisi tidak memberikan informasi secara utuh atas insiden yang menewaskan enam laskar FPI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News