Keluarga Indonesia Terancam Dideportasi dari Australia Karena Autisme Anak

Keluarga Indonesia Terancam Dideportasi dari Australia Karena Autisme Anak
Keluarga Indonesia Terancam Dideportasi dari Australia Karena Autisme Anak

Hanya perlu sekolah sampai usia 18 tahun.

Dokter dalam pemeriksaan kesehatannya menyatakan Dimas hanya perlu melanjutkan sekolah sampai umur 18 tahun.

Kini Dimas belajar di Woden School yang setara SMA, dan ia sudah mengenal angka, uang kertas dan koin Australia.

Dimas juga mampu mengikuti semua instruksi secara verbal, mampu berkomunikasi secara verbal kepada keluarganya, dan juga mampu memecahkan persoalan yang ia hadapi.

"Dulu Dimas tidak suka dengan suara dari penyedot debu. Kalau suami saya pakai vacuum cleaner, Dimas lari ketakutan dan sembunyi di dalam toilet," kenang Yuli.

"Suatu hari saya melihat sendiri, dia menonton di youtube video cara menggunakan vacuum cleaner. Video itu diulang terus hingga suatu hari ketika suami saya membersihkan karpet, Dimas mendekat dan memegang vacuum cleaner kemudian menggerakannya."

Menurut Yuli hal-hal seperti itu mungkin tidak berarti bagi keluarga yang tidak mempunyai anak-anak berkebutuhan khusus.

"Namun perkembangan seperti itu yang membuat kami merasa Dimas lebih baik melanjutkan kehidupannya di Australia," kata Yuli.

Disiapkan untuk tidak membebani pembayar pajak

Dengan kemajuan kondisi Dimas, layanan yang akan dia terima kalau mendapat visa permananen menjadi berkurang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News