Keluarga Tertuduh Penculik Anak Itu Menuntut Keadilan
Menurut penuturannya, sekitar pukul 17.00 ia memutuskan pulang dari rumah kerabat tempat ia mengambil petai tersebut.
Setelah beberapa menit perjalanan, ia melihat kerumunan massa di tengah jalan. Beberapa puluh meter dari tempat kejadian ia pun bertanya kepada warga sekitar tentang keramaian tersebut.
"Saya nanya, ada apa. Mereka bilang ada penculik dari Bandung. Saya mulai tidak enak hati, mungkin mereka lihat KTP bapak saya. Terus saya tanya lagi umurnya berapa. Dibilang agak tua, hati saya semakin tak enak," cerita Tedy.
Melihat massa yang sangat ramai, Tedy tak berani langsung menghampiri. Ia pun memutuskan kembali ke rumah kerabatnya.
"Saya takut jika saya menghampiri dikira sekongkol. Lalu saya balik lagi mau minta tolong. Pas di jalan berpapasan dengan mertua ponakan saya yang memang orang sana itu. Dia bilang pasti itu bapak," katanya.
Ternyata benar, setelah kembali ke tempat kejadian, korban tersebut memang sang ayah. Namun semua sudah terlambat, Maman Budiman telah dinyatakan meninggal.
"Pas saya datang dari dalam kantor desa, orang-orang sudah keluar. Mereka teriak sudah mati. Saya lihat memang sudah tidak ada lagi (meninggal), sekujur tubuh bapak bersimbah darah," kenang Tedy.
Mewakili pihak keluarga, Tedy mengaku ikhlas dengan apa yang telah terjadi. Akan tetapi ia meminta pihak kepolisian agar mengusut tuntas dan menghukum para pelaku sesuai perbuatan masing-masing.
Keluarga Maman Budiman, 53, korban tewas akibat pengeroyokan warga yang termakan isu penculikan anak menuntut keadilan.
- Liur Sedap
- Pontianak Masuk 10 Kota Terendah Inflasi se-Indonesia, Ani Sofian Merespons Begini
- Duplikasi Jembatan Kapuas I Pontianak Hampir 100 Persen, segera Diuji Coba
- Berpita Hitam di Tangan, Ribuan Anak Muda Kalbar Ingin Ganjar Selamatkan Demokrasi
- Kampanye Akbar PSI Mawar Melawan, Kaesang Ajak Warga Pontianak Coblos Muka Gibran
- Warga Sebut Akses Internet di Pontianak Lemot, Anies Janjikan Kecepatan 100 Mbps