Keluh Kesah Ribuan TKI yang Bekerja di Kebun Sawit Malaysia

Keluh Kesah Ribuan TKI yang Bekerja di Kebun Sawit Malaysia
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid. FOTO; dok/jpnn.com

“Kan sebenarnya tidak boleh bawa istri. Tapi disiasati jadi pekerja kontraktor. Itu pun harus hati-hati kalau lagi hamil muncul di tengah

jalan dan menggangu pekerjaan,” katanya.

Nusron menambahkan, jika istri sudah punya kontrak dan diakui kontraktor, para TKI bisa ke Nunukan. Nanti di sana, para TKI dapat mengurus paspor dan bisa bekerja.

“Tapi syarat satu sudah diakui kontraktor. Nanti di sini susah lagi. Tidak boleh jadi gelandangan supaya tidak jadi beban oleh orang lain,” ujarnya.

Kemudian soal asuransi, menurut Nusron, jika berangkatnya melalui prosedur resmi maka tentunya ada asuransi sebagaimana perjanjian dalam kontrak dengan PPTKIS yang memberangkatkannya.

“Masalah asuransi waktu berangkat bayar asuransi enggak? Diwajibkan asuransi itu agar ada yang menanggung,” tukasnya.

Untuk itu, kata Nusron, lebih enak dan lebih aman itu menjadi TKI punya dokumen yang sah karena aman dari segi apapun.

“Tolong dikasih tahu teman-temannya, tolong yang belum punya dokumen segera diurus di Nunukan,” Nusron kembali mengingatkan pentingnya menjadi TKI yang prosedural. (jpnn)


KEPALA BNP2TKI Nusron Wahid menyempatkan diri berdialog dengan ribuan TKI yang bekerja di ladang sawit Felga Global Ventures (FGV) di sela kunjunganya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News