Kemampuan Green Economy Lulusan Perguruan Tinggi Minim, Ini Fokus SDG Academy Indonesia

Michael menambahkan, SDG AI menargetkan keterlibatan semua pemangku kepentingan, yakni pemerintah, akademisi, swasta, filantropi, organisasi masyarakat, dan media. Hal itu karena banyak persoalan yang sebenarnya dapat diatasi melalui pendekatan SDGs dan green economy namun belum menemukan solusi.
Contohnya, baru 56% warga yang mempunyai akses ke transportasi publik atau 90% sampah berasal dari rumah tangga yang belum dikelola dengan baik.
"Jika lulusan perguruan tinggi mempunyai perspektif SDGs, mereka akan membuat solusi-solusi di bidang tersebut sehingga banyak SDGs terpenuhi," cetusnya.
Lebih lanjut dikatakan, pendidikan berkelanjutan juga perlu masuk di kurikulum akademik dan pembelajaran langsung di lapangan untuk mencari solusi-solusi atas berbagai persoalan nyata. Contohnya, kolaborasi Tanoto Foundation dengan UNESCO yang sejak 2023 memfasilitasi sekitar 400 mahasiswa untuk mempelajari berbagai tantangan masyarakat dan melakukan penelitian untuk merancang solusinya.
“Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga ada learning experience, belajar secara multidisipliner, dilengkapi berbagai keahlian yang relevan,” pungkasnya. (esy/jpnn)
Kemampuan green economy lulusan perguruan tinggi minim, ini fokus SDG Academy Indonesia.
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad
- Gubernur Jateng Akan Kuliahkan 100 Mahasiswa ke Korea Selatan
- Mahasiswa Merusuh saat May Day, Buruh Demak Dukung Polisi Bertindak
- Kelompok Anarko Dalang Kerusuhan Hari Buruh di Semarang, 6 Mahasiswa Jadi Tersangka
- Tersangka Kerusuhan May Day Semarang Terancam 7 Tahun Penjara
- LSM dan Mahasiswa Dinilai Berperan Penting sebagai Penyeimbang Kekuasaan
- Beban Ekonomi Makin Berat, Masyarakat Rela Mengantre demi Beras Gratis di Kampus UBK