Kembali ke Tiga Bangunan Biru

Oleh Dahlan Iskan

Kembali ke Tiga Bangunan Biru
Dahlan Iskan (berjaket hitam) saat berada di Panmunjom, perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Foto: disway

Moon Jae-In lalu berkata: Anda sudah ke Korea Selatan. Kapan saya bisa ke Korea Utara?

Kim Jong-Un mungkin tidak menyangka sambutan yang begitu bersahabat. Mungkin juga tidak menyangka mendapat pertanyaan mendadak itu. Kim Jong-Un ternyata tidak kalah. Dalam menunjukkan sikap bersahabatnya.

”Sekarang saja,” jawab Kim Jong-Un. Sambil menarik tangan ‘musuh’-nya itu. Agar kakinya melangkahi garis beton itu. Menginjak tanah Korea Utara.

Selanjutnya Anda semua sudah tahu. Yang disiarkan berulang-ulang di TV seluruh dunia itu: mereka berjalan berdua, berdampingan, sambil tangan Kim Jong-Un memegang tangan Moon Jae-In. Menuju gedung pertemuan itu. Di gedung yang di belakang itu. Bukan di gedung megah yang di depan itu.

Dulu, dari arah Korea Selatan, saya tidak melihat satu orang pun di seberang sana. Kecuali beberapa tentara Korea Utara.

Kini, minggu lalu, kalau dilihat dari arah Korea Selatan pasti mengejutkan: begitu banyak turis yang melihat perbatasan ini. Di sisi Korea Utara. Salah satunya: saya.

Tengah hari seperti ini, di bulan Oktober yang sejuk seperti ini, memang lagi ‘musim kedatangan’ turis.

Mereka umumnya baru berangkat dari Pyongyang jam 8 pagi. Naik bus wisata. Yang dikoordinasikan travel milik negara.

Empat bulan lalu itu Pemimpin Korea Utara melangkah ke arah garis beton tersebut. Sendirian. Presiden Korea Selatan berdiri di selatan garis itu. Sendirian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News