Kemenag Optimalkan Candi Prambanan sebagai Pusat Ibadah Umat Hindu Dunia

Kemenag Optimalkan Candi Prambanan sebagai Pusat Ibadah Umat Hindu Dunia
Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija. Foto: dok Kemenag

“Jadi tinggal klik di aplikasi Pusaka, nanti kelihatan masing-masing direktorat ada di sana,” ucap Guru Besar Antropologi Budaya pada Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar tersebut.

Namun, Duija mengaku masih belum puas dengan data dari aplikasi tersebut, terutama dari direktoratnya. Pasalnya, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di daerah membuat input data terkait tempat ibadah belum akurat.

Menurutnya, terdapat sekitar 29 ribu lebih tempat ibadah umat Hindu, tetapi baru sekitar 10 ribu yang terdeteksi dan terdaftar.

“Kita masih punya pekerjaan rumah yang berat, karena dari jumlah 29 ribu lebih, baru 30 persen yang terdata.” terangnya.

Ditjen Bimas Hindu juga sudah melaksanakan transformasi digital dibidang pelayanan.

Di antaranya digitalisasi layanan pengajuan Tirta Yatra di Candi Prambanan, digitalisasi kitab suci Sarascamuscaya di Wedangga, digitalisasi seluruh layanan pengajuan tanda daftar dan perizinan, serta digitalisasi layanan pengajuan bantuan.

“Mudah-mudahan di tahun 2024, kami sudah punya studio di kantor. Nanti, setiap ada moment- moment tertentu kita bisa mengundang para tokoh untuk podcast di sana,” tambah lelaki kelahiran Bangli, tahun 1967 ini.

Sementara , terkait Candi Prambanan, pihaknya sempat mendapat kendala. Meskipun Memorandum of Understanding (MOU) Pemanfaatan Candi Prambanan dan Candi Borobudur untuk Kepentingan Agama Umat Hindu dan Buddha Indonesia dan Dunia sudah berlangsung pada Februari 2022.

Ditjen Bimas Hindu berupaya optimalisasi pemanfaatan Candi Prambanan sebagai pusat destinasi wisata dan pusat ibadah umat Hindu dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News