Kemendag Beberkan Alasan Kenaikan Harga Kedelai Impor
jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan harga kedelai impor di dalam negeri meresahkan para pengrajin tahu dan tempe.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan membeberkan penyesuaian itu terjadi akibat produsen kedelai internasional, seperti Amerika Serikat belum memasuki panen raya.
“Sehingga berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini,” kata Oke.
Berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), Oke menjabarkan harga kedelai dunia masih relatif tinggi.
Dia memerinci pada awal Juni 2021 harga kedelai berada di kisaran USD 15,42 per bushels atau sekitar USD 566 per ton.
"Dengan kondisi tersebut maka landed price berada di kisaran Rp 9.376 per kilogram sementara di tingkat importir berada di kisaran Rp 10.206 per kilogram," bebernya.
Bahkan, lanjut Oke, para pengrajin tahu dan tempe di beberapa wilayah menyebutkan harga kedelai telah mencapai Rp 11 ribu per kilogram.
Oke memperkirakan, dengan kondisi harga kedelai saat ini maka harga tempe akan mengalami penyesuaian menembus harga Rp 17 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 16 ribu per kilogram.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan membeberkan kenaikan kedelai internasional terjadi karena negara produsen seperti Amerika Serikat belum memasuki panen raya.
- Harga Gula Pasir Makin Tinggi, Barang Menghilang
- Saleh Apresiasi Kebijakan Mendag Zulhas soal Barang Kiriman PMI
- BP2MI Minta Kemendag Meninjau Kembali Aturan Impor Barang Milik PMI
- Kolaborasi Kemendag dan BEDO dalam Program Ekspor NEXT
- Kantongi TDPSE, Tokopedia Temui Mendag Laporkan Progres Integrasi dengan TikTok
- PB KAMI Bakal Laporkan Oknum Pejabat Penerima Suap dari Pengusaha Oli Palsu ke KPK