Kemendagri Akui Sulit Mendata WNI di Arab Saudi dan Yordania

Kemendagri Akui Sulit Mendata WNI di Arab Saudi dan Yordania
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh. Foto: Radar Cirebon/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh mengatakan banyak WNI di Arab Saudi tidak memiliki data kependudukan yang baik. Mulai dari tidak memiliki nomor induk kependudukan (NIK), tidak termonitor perkawinan-perceraian dan kematian serta kelahiran anak para WNI yang ada.

Hal tersebut diketahui setelah sebelumnya Ditjen Dukcapil Kemendagri melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat kementerian/lembaga lain untuk mendata WNI di wilayah Arab Saudi dan Yordania di Madinah, Arab Saudi, beberapa waktu lalu.

"Kultur di Arab sangat tertutup, sehingga sangat sulit mendata TKI dan TKW. Diperlukan lobi tingkat tinggi dari level pimpinan," ujar Zudan di Jakarta, Jumat (27/10).

Pemrintah kata Zudan, saat ini juga tengah melakukan pendataan WNI di seluruh dunia untuk kepentingan pemilihan umum dan pemilihan presiden 2019 mendatang.

"Saat ini belum bisa diputuskan basis data sebagai dasar perhitungan, karena bila menggunakan DPT (daftar pemilih tetap) terakhir yaitu Pemilu 2014, sudah berubah drastis penduduknya," ucapnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Zudan, Kementerian Luar Negeri akan melakukan pendataan ulang WNI di luar negeri di seluruh dunia dan membangun sistem informasi administrasi Kependudukan (SIAK), dengan mencontoh SIAK Dukcapil Kemendagri yang ditempatkan di KBRI Korea.

"Pendataan ulang menyeluruh ini baru pertama kali sejak Indonesia merdeka. Rencananya akan dilaksanakan pada Februari 2018,” pungkas Zudan.(gir/jpnn)


Kultur di Arab sangat tertutup, sehingga sangat sulit mendata TKI dan TKW. Karena itu, diperlukan lobi tingkat tinggi dari level pimpinan.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News