Kemendikbud Gelar Nonton Bareng Film Kartini

Kemendikbud Gelar Nonton Bareng Film Kartini
Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na’im. Foto: Tangkapan layar

“Film ini sangat tepat dan akan sangat bermanfaat bagi kita dalam membangun karakter bangsa sehingga kita memahami dan menghayati apa yang telah dikedepankan secara baik oleh Ibu kita,” tutur Ainun.

Pada saat yang sama, sutradara film Kartini, Hanung Bramantyo, menceritakan alasan mengapa tokoh RA Kartini layak untuk diangkat ke dalam sebuah film.

Pertama, literasi yang digaungkan oleh wanita kelahiran Jepara tersebut. Semangat literasi Kartini, kata Hanung, menjadi pengingat bangsa Indonesia bahwa menulis dan membaca adalah dasar dari sebuah pendidikan.

“Literasi menjadi penting sekali. Itu yang mendasari kenapa Kartini menjadi seorang pahlawan yang harus diperingati,” ujar Hanung.

Kedua, RA Kartini merupakan sosok pahlawan yang turut menggerakkan roda perekonomian yang ada di wilayah tempat tinggalnya yaitu Kabupaten Jepara. Di mana, kerajinan ukir kayu pada saat itu dianggap sebagai sebuah kerajinan kampung dan orang-orang di desanya pada saat itu tidak mau mengukir wayang karena takut dikutuk.

“Melalui kartini mereka diberikan semacam motivasi bahwa ini boleh, tidak melanggar apapun. Oleh karena itu, kiprahnya Kartini dalam ekonomi siklus itu membuat kerajinan ukir di Desa Mukirsari bisa dikirim ke Negara Belanda,” tuturnya.

Pemeran utama film Kartini, Dian Sastrowardoyo mengungkapkan sosok RA Kartini merupakan tokoh pahlawan yang menjadi idolanya karena banyak belajar dari tulisan-tulisan yang dituangkan dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

“Tulisan-tulisan beliau sangat menginspirasi saya karena dia pantang menyerah di saat hidupnya dalam keadaan tidak ada harapan,” imbuhnya.

Kemendikbud melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menggelar nonton bareng Film Kartini secara virtual yang dihadiri oleh 4.000 penonton dari berbagai kalangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News